Artikel ini akan membimbing Anda menjelajahi Bukit Jamur Ciwidey, sebuah destinasi wisata unik di Bandung yang menawarkan pengalaman seperti berada di negeri dongeng.
Sekilas tentang Bukit Jamur Ciwidey
Bukit Jamur Ciwidey adalah sebuah destinasi wisata alam yang menawarkan pemandangan tak biasa bagaikan negeri dongeng. Tempat ini terkenal dengan pohon-pohon cemara yang dipangkas secara alami maupun sengaja oleh manusia sehingga menyerupai bentuk jamur raksasa. Berbeda dengan pohon cemara pada umumnya yang menjulang tinggi, pohon-pohon di sini berukuran lebih pendek dan rimbun, menciptakan lanskap unik yang sangat instagramable dan menenangkan jiwa. Suasana ini semakin lengkap dengan latar belakang hamparan kebun teh hijau yang luas dan udara pegunungan yang sejuk.
Lokasi dan Akses Menuju Bukit Jamur
Bukit Jamur terletak di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, atau secara lebih spesifik di kawasan Desa Rancabolang, di kaki Gunung Tilu dan Gunung Patuha.
Rute Perjalanan: Dari pusat Kota Bandung, Anda dapat menuju ke Kecamatan Ciwidey terlebih dahulu. Dari sana, ikuti arah menuju Simpang Ciwidey Margamulya dan lanjutkan ke arah Desa Rancabolang. Patokan lain yang bisa digunakan adalah SD Negeri Kendeng atau Curug Tagog. Perjalanan dari pusat Ciwidey menuju lokasi memakan waktu kira-kira satu jam.
Kondisi Jalan: Perlu diketahui bahwa medan jalan menuju lokasi cukup menantang dengan sebagian ruasnya yang masih berbatu atau belum diaspal dengan baik. Disarankan untuk menggunakan kendaraan roda dua agar lebih mudah melalui jalan tersebut.
Transportasi Umum: Sayangnya, belum banyak angkutan umum yang langsung menuju lokasi. Satu-satunya yang tersedia adalah mobil Elf yang biasanya beroperasi pada sore hari, sehingga penggunaan kendaraan pribadi lebih dianjurkan.
Aktivitas Seru yang Bisa Anda Lakukan
Berikut adalah beberapa kegiatan yang dapat membuat kunjungan Anda semakin berkesan:
Hunting Foto dan Swafoto: Setiap sudut Bukit Jamur menawarkan latar belakang yang aestetik. Pohon cemara berbentuk jamur, hamparan kebun teh, serta bangunan klasik bergaya Belanda di dekat pabrik teh adalah spot-spot foto yang wajib dikunjungi. Tempat ini juga sangat populer untuk sesi pemotretan prewedding.
Piknik Bersama Keluarga: Bawalah bekal ringan dan nikmati waktu santai di bawah naungan pohon-pohon yang unik. Suasana yang tenang dan sejuk sangat cocok untuk menguatkan ikatan keluarga sambil menikmati keindahan alam.
Trekking atau Jalan Santai: Lakukan trekking ringan menyusuri jalur yang ada sambil menikmati udara segar. Anda juga bisa berjalan-jalan di antara kebun teh menggunakan jembatan kayu yang tersedia, menghirup udara segar, dan merasakan ketenangan alam.
Bermain di Playground: Bagi yang membawa anak-anak, tersedia area playground dimana si kecil dapat bermain ayunan dan perosotan dengan latar alam yang menyegarkan.
Tips Memilih Waktu Kunjungan Terbaik
Waktu Terbaik dalam Sehari: Disarankan untuk datang pada pagi hari, sekitar pukul 07.00 – 10.00 WIB. Pada waktu ini, cahaya matahari sangat ideal untuk fotografi dan udara terasa paling segar. Jika ingin suasana berbeda, sore hari menjelang kabut turun juga menawarkan panorama yang dramatis.
Kondisi Cuaca: Karena terletak di ketinggian, udara di Bukit Jamur bisa sangat dingin. Jangan lupa untuk membawa jaket atau pakaian hangat, terutama jika berkunjung pada pagi atau sore hari.
Informasi Tiket dan Fasilitas
Kategori Biaya
Kategori
Biaya
Tiket Masuk
Rp 20.000 / orang
Parkir Motor
Rp 2.000
Parkir Mobil
Rp 5.000
Catatan: Harga tiket dapat berubah sewaktu-waktu. Disarankan untuk mempersiapkan uang tunai dalam denominasi yang tepat.
Fasilitas di Lokasi: Untuk kenyamanan pengunjung, Bukit Jamur telah dilengkapi dengan mushola, toilet, gazebo untuk beristirahat, dan warung atau kafe yang menjual minuman serta camilan. Tersedia juga properti pendukung foto seperti kursi dan gazebo di beberapa area.
Intinya
Bukit Jamur Ciwidey lebih dari sekadar destinasi wisata biasa; ia adalah sebuah surga ketenangan dan keunikan alam yang mampu membawa imajinasi Anda melayang ke dunia dongeng. Dengan pohon jamur yang unik, udara sejuk, dan pemandangan hijau yang menenangkan, tempat ini sempurna untuk melepas penat, mengisi ulang energi, serta tentu saja, mengabadikan momen-momen indah yang instagramable.
Kangroki.com menghadirkan inspirasi perjalanan, kuliner, seni budaya, dan kisah spiritual dari seluruh Nusantara. Jelajahi Indonesia dengan sudut pandang baru!
Contains information related to marketing campaigns of the user. These are shared with Google AdWords / Google Ads when the Google Ads and Google Analytics accounts are linked together.
90 days
__utma
ID used to identify users and sessions
2 years after last activity
__utmt
Used to monitor number of Google Analytics server requests
10 minutes
__utmb
Used to distinguish new sessions and visits. This cookie is set when the GA.js javascript library is loaded and there is no existing __utmb cookie. The cookie is updated every time data is sent to the Google Analytics server.
30 minutes after last activity
__utmc
Used only with old Urchin versions of Google Analytics and not with GA.js. Was used to distinguish between new sessions and visits at the end of a session.
End of session (browser)
__utmz
Contains information about the traffic source or campaign that directed user to the website. The cookie is set when the GA.js javascript is loaded and updated when data is sent to the Google Anaytics server
6 months after last activity
__utmv
Contains custom information set by the web developer via the _setCustomVar method in Google Analytics. This cookie is updated every time new data is sent to the Google Analytics server.
2 years after last activity
__utmx
Used to determine whether a user is included in an A / B or Multivariate test.
18 months
_ga
ID used to identify users
2 years
_gali
Used by Google Analytics to determine which links on a page are being clicked
30 seconds
_ga_
ID used to identify users
2 years
_gid
ID used to identify users for 24 hours after last activity
24 hours
_gat
Used to monitor number of Google Analytics server requests when using Google Tag Manager