Setiap pagi di Banjarmasin, ibukota Kalimantan Selatan, sebuah ritual kuliner bangkit bersama semilirnya aroma rempah. Dari kedai-kedai sederhana, wangi kayu manis, cengkeh, dan kapulaga memenuhi udara, memanggil para penikmat untuk menyantap semangkuk Soto Banjar. Kuliner legendaris ini bukan sekadar hidangan berkuah, melainkan perwujudan sejarah dan keramahan masyarakat Banjar yang hangat.
Soto Banjar langsung dapat dikenali dari kuah beningnya yang menggugah selera. Berbeda dengan banyak soto lain di Nusantara, kuahnya yang jernih justru menyimpan kekayaan rasa yang mendalam. Cita rasa gurihnya berasal dari kaldu ayam kampung yang dimasak perlahan, kemudian diramu dengan berlapis-lapis rempah .
Rempah-rempah inilah yang menjadi jiwa dari Soto Banjar. Setiap suapan menghadirkan kehangatan dan keharuman dari kayu manis, cengkeh, kapulaga, pala, dan bunga lawang . Kemudian, bawang goreng dan seledri yang ditaburkan di atasnya menambah aroma dan rasa yang menggugah selera .
Keunikan lainnya terletak pada isian dan penyajiannya. Seporsi Soto Banjar lengkap biasanya berisi:
Bagi yang baru pertama kali mencoba, penting untuk mengetahui bahwa “Soto Banjar” biasanya disajikan dengan ketupat, sementara versi dengan nasi putih sering disebut “Sop Banjar” . Hidangan ini juga sering disandingkan dengan sate ayam yang menjadi pasangan sempurna .
Soto Banjar yang kita kenal today adalah hasil dari perjalanan sejarah panjang yang menjadi contoh indah akulturasi budaya. Makanan ini diperkirakan muncul setelah tahun 1563, seiring dengan kedatangan para pedagang Tiongkok ke Banjarmasin, yang kala itu merupakan pusat kerajaan penghasil lada .
Kuliner “jao to” atau “shao du”—hidangan berkuah dari jeroan—yang dibawa oleh para pedagang Tiongkok inilah yang menjadi cikal bakal soto . Kemudian, resep ini mengalami evolusi dan penyesuaian dengan lidah lokal melalui pertemuan lima budaya:
Awalnya, Soto Banjar hanya disajikan dalam acara-acara khusus kerajaan dan kalangan bangsawan . Namun, seiring waktu, hidangan ini merakyat dan menjadi santapan favorit semua kalangan, dari sarapan hingga makan malam, mencerminkan semangat masyarakat Banjar yang inklusif dan terbuka .
Untuk mengalami pengalaman kuliner yang paling otentik, berikut adalah beberapa warung legendaris yang wajib dikunjungi:
Warung ini sangat populer bagi mereka yang mencari cita rasa Soto Banjar original. Soto di sini dikenal dengan kuahnya yang bening tanpa tambahan susu, mempertahankan rasa rempah yang kuat dan alami . Banyak pengunjung merekomendasikan untuk menyantap soto bersama sate ayam sebagai kombinasi yang sempurna .
Terletak di Banjarmasin, warung ini adalah salah satu nama paling terkemuka. Dengan lokasinya di tepi Sungai Martapura, Anda bisa menikmati semangkuk soto sambil melihat aktivitas sungai yang menjadi ciri khas “Kota Seribu Sungai” . Kuah kaldu ayam kampungnya yang gurih dan beraroma rempah kuat adalah daya tarik utamanya.
Warung ini menawarkan suasana makan yang nyaman dengan lantai kayu dan bangku panjang. Tempat ini cocok untuk makan keluarga atau sekadar bersantap di malam hari karena jam operasionalnya yang panjang .
Soto Banjar adalah lebih dari sekadar makanan; ia adalah sebuah narasi. Dalam setiap mangkuknya, terangkum sejarah panjang pertemuan budaya, kekayaan rempah Nusantara, dan filosofi hidup masyarakat Banjar yang hangat dan menjunjung kebersamaan. Menyantap Soto Banjar di tanah kelahirannya bukan hanya memuaskan rasa lapar, tetapi juga sebuah perjalanan untuk menyelami jiwa dan tradisi Kalimantan Selatan yang mengalir seperti kuahnya yang bening dan menghangatkan.