
Jauh di lepas pantai Berau, Kalimantan Timur, ada gugusan pulau kecil yang memancarkan pesona luar biasa. Pulau Derawan, namanya sudah lama terkenal di kalangan pencinta laut dan penyelam dunia. Begitu kapal kecil merapat di dermaga kayu, air laut sejernih kristal langsung menyambut dengan gradasi biru yang menenangkan mata. Di bawah permukaan, ribuan ikan warna-warni menari di antara terumbu karang, seolah menyapa siapa pun yang datang dengan hati terbuka.
Keindahan Derawan tidak hanya memanjakan mata, tapi juga menghipnotis siapa pun yang menginjakkan kaki di pasir putihnya. Suasana pulau begitu tenang, suara ombak berpadu lembut dengan tawa anak-anak lokal yang berlari di tepi pantai. Di sini, waktu seolah berjalan lebih pelan, memberi ruang bagi siapa pun untuk benar-benar menikmati setiap detik yang berlalu.
Perjalanan menuju Derawan memang cukup panjang, tapi setiap tahapnya sepadan dengan keindahan yang menanti. Dari Jakarta, kamu bisa terbang menuju Bandara Kalimarau, Berau, dengan penerbangan transit di Balikpapan. Maskapai seperti Batik Air, Citilink, dan Lion Air melayani rute ini setiap hari dengan kisaran harga tiket Rp1,2–1,8 juta sekali jalan tergantung musim dan waktu pemesanan.
Setelah tiba di Berau, perjalanan dilanjutkan dengan mobil menuju Pelabuhan Tanjung Batu, memakan waktu sekitar dua jam. Dari pelabuhan, kapal cepat siap membawa penumpang menyeberang ke Pulau Derawan selama 30–40 menit dengan tarif sekitar Rp150.000–200.000 per orang. Sepanjang perjalanan laut, kamu akan disuguhi pemandangan laut biru dan kadang terlihat penyu yang sesekali muncul ke permukaan.
Untuk masuk ke kawasan wisata Pulau Derawan, pengunjung cukup membayar tiket masuk Rp10.000–Rp20.000 per orang. Biaya tambahan hanya berlaku jika kamu ingin mengunjungi pulau lain seperti Kakaban atau Sangalaki.
Soal penginapan, Derawan punya banyak pilihan. Untuk traveler dengan bujet terbatas, tersedia homestay sederhana mulai dari Rp150.000–250.000 per malam, biasanya sudah termasuk sarapan dan fasilitas Wi-Fi. Jika ingin pengalaman yang lebih eksklusif, beberapa resort di tepi pantai menawarkan kamar menghadap laut dengan harga mulai Rp700.000 hingga Rp2 juta per malam. Beberapa di antaranya bahkan menyediakan dermaga pribadi dan fasilitas snorkeling gratis.
Salah satu yang menarik, banyak penginapan dibangun di atas air, sehingga kamu bisa langsung melompat ke laut begitu membuka pintu kamar. Suara ombak di bawah rumah kayu akan menjadi musik alami yang menemani tidur malam.
Meskipun berada di pulau kecil, fasilitas wisata di Derawan cukup lengkap. Di area utama, terdapat penyewaan alat snorkeling dan diving, pemandu wisata lokal, warung makan, toko suvenir, serta penyewaan sepeda dan motor listrik untuk berkeliling pulau. Beberapa resort juga menyediakan paket tur hopping island, mengunjungi Pulau Kakaban, Maratua, dan Sangalaki dalam satu hari penuh.
Selain itu, wisatawan juga bisa menemukan penangkaran penyu, tempat konservasi yang bisa dikunjungi untuk melihat proses penetasan telur dan pelepasan tukik. Di beberapa titik, tersedia spot foto ikonik berupa jembatan kayu panjang yang menjorok ke laut — tempat favorit untuk berburu sunset.
Internet di Derawan cukup stabil, terutama di area penginapan besar. Namun, listrik biasanya hanya menyala 24 jam di penginapan tertentu, sementara di homestay kecil bisa saja terbatas di malam hari. Karena itu, power bank dan senter wajib dibawa.
Bagi traveler yang ingin menikmati Derawan tanpa menguras dompet, beberapa tips berikut wajib dicatat. Pertama, hindari libur panjang atau high season, karena harga penginapan dan kapal bisa naik dua kali lipat. Datanglah di bulan April hingga Juni, ketika cuaca cerah dan ombak masih bersahabat.
Kedua, berangkat secara rombongan agar bisa patungan biaya sewa kapal dan tur antar-pulau. Biasanya, sewa kapal harian mencapai Rp1 juta, tapi jika dibagi untuk 6–8 orang, biayanya jadi jauh lebih ringan.
Ketiga, bawa makanan ringan atau kebutuhan pribadi dari kota, karena harga barang di pulau relatif lebih tinggi. Meski begitu, jangan lupa tetap mendukung warga lokal dengan membeli makan malam atau oleh-oleh dari warung sekitar.
Keempat, jika kamu suka aktivitas bawah laut tapi ingin hemat, cukup sewa alat snorkeling harian (Rp50.000–Rp75.000) daripada diving. Banyak spot dangkal di sekitar dermaga dan tepi pantai yang sudah menyuguhkan pemandangan karang indah tanpa perlu menyelam dalam.
Dan terakhir, pilih homestay lokal. Selain lebih murah, kamu juga bisa merasakan keramahan khas warga Derawan. Mereka sering membantu tanpa pamrih, dari meminjamkan alat pancing, mengantar ke spot foto, sampai bercerita tentang kehidupan laut yang mereka cintai.
Saat matahari tenggelam di ufuk barat, langit Derawan berubah menjadi kanvas oranye keemasan. Di bawahnya, permukaan laut berkilau lembut, memantulkan cahaya seperti cermin raksasa. Anak-anak berlarian di dermaga sambil tertawa, dan aroma ikan bakar mulai memenuhi udara. Semua terasa begitu damai, begitu hidup.
Pulau Derawan bukan sekadar destinasi tropis; ia adalah pengalaman yang membuat hati lebih tenang dan pikiran lebih jernih. Di sini, laut bukan hanya panorama untuk difoto, tapi rumah bagi kehidupan dan kebahagiaan sederhana. Setiap ombak yang datang seakan mengingatkan kita bahwa keindahan sejati sering kali lahir dari kesederhanaan dan kehangatan manusia yang tulus.