Tahu Sumedang bukan sekadar camilan gorengan biasa. Kuliner ikonik ini telah menjadi simbol kuliner Sumedang yang mendunia dengan cita rasa yang konsisten selama lebih dari seabad. Dengan teksturnya yang kering dan renyah di luar namun lembut dan “setengah kosong” di dalam, tahu ini berhasil memikat hati berbagai kalangan, dari generasi tua hingga generasi muda. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami lebih dalam tentang sejarah, keunikan, dan tempat-tempat terbaik untuk menikmati Tahu Sumedang asli.
Kisah Tahu Sumedang bermula pada tahun 1917 ketika seorang keturunan Tionghoa bernama Ong Kino pertama kali memproduksi tahu di Sumedang. Namun, inovasi sesungguhnya datang dari putranya, Ong Bun Keng, yang memiliki ide untuk menggoreng tahu putih biasa hingga menghasilkan tekstur renyah yang khas. Awalnya, masyarakat Sunda belum familiar dengan makanan ini, tetapi keberanian Ong Bun Keng berjualan di pinggir jalan membuahkan hasil.
Titik balik terjadi sekitar tahun 1928 ketika Bupati Sumedang, Pangeran Soeria Atmadja, secara tidak sengaja mencicipi tahu goreng tersebut. Dukungan dari bupati ini menjadi awal kesuksesan Tahu Sumedang, yang kemudian berkembang dari warung pinggir jalan menjadi industri kuliner nasional. Dari produksi 500 buah per hari dengan harga 5 sen per biji, kini Tahu Sumedang bisa diproduksi hingga 7.000 potong per hari dan tersebar di seluruh Indonesia.
Lantas, apa yang membuat Tahu Sumedang berbeda dengan tahu goreng biasa? Rahasianya terletak pada tiga faktor utama:
1. Bahan Baku Berkualitas Tinggi
Tahu Sumedang menggunakan kedelai pilihan dan yang paling penting, air dari mata air pegunungan di Sumedang. Komposisi mineral air inilah yang diyakini memberikan rasa dan tekstur unik yang sulit ditiru di daerah lain.
2. Teknik Menggoreng yang Spesifik
Proses penggorengan menggunakan minyak kelapa dengan suhu dan teknik khusus menghasilkan kulit yang berwarna keemasan, sangat garing, namun bagian dalamnya tetap lembut. Tekstur “setengah kosong” inilah yang menjadi ciri khas utama.
3. Pengolahan Tradisional yang Konsisten
Meski sudah menggunakan teknologi modern, produsen Tahu Sumedang tetap mempertahankan teknik tradisional dalam proses pembuatannya, menjaga keaslian rasa dari generasi ke generasi.
Setelah menjelajahi destinasi wisata Sumedang seperti Museum Prabu Geusan Ulun, Gunung Kunci, atau Waduk Jatigede, saatnya memanjakan lidah dengan kuliner khasnya. Berikut adalah tempat-tempat terbaik untuk menikmati Tahu Sumedang:
Di tangan generasi muda, Tahu Sumedang terus beradaptasi dengan zaman. Banyak inovasi yang dikembangkan, mulai dari penyajian dengan berbagai saus kekinian hingga kreasi menu baru seperti:
Yang menarik, semangat inovasi Tahu Sumedang bahkan menginspirasi dunia pendidikan. Baru-baru ini, tim mahasiswa Universitas Padjadjaran yang menamakan diri “Tim Tahu Sumedang” berhasil meraih juara dalam kompetisi sains bergengsi, Global HackAtom Indonesia 2025, membuktikan bahwa nilai-nilai inovasi dan ketekunan dalam pembuatan Tahu Sumedang relevan dengan semangat generasi muda.
Agar pengalaman kuliner Anda lebih optimal, perhatikan tips berikut:
Tahu Sumedang telah menjelma menjadi lebih dari sekadar makanan. Ia adalah simbol ketekunan, inovasi, dan identitas budaya Sumedang yang terus berkembang. Setiap gigitannya tidak hanya menawarkan kenikmatan rasa, tetapi juga cerita panjang tentang warisan kuliner yang dipertahankan dengan bangga.
Jadi, ketika Anda berkunjung ke Sumedang untuk menikmati keindahan alamnya, jangan lupa untuk menyelami pengalaman kuliner yang tak terlupakan ini. Dari Gunung Kunci hingga Waduk Jatigede, dari Museum Prabu Geusan Ulun hingga Kampoeng Ciherang, sempurnakan perjalanan Anda dengan mencicipi keautentikan Tahu Sumedang yang telah menjadi legenda.